Sebut saja ini sajak pembuka bicara
Ketika udara diam menyeruak di jeda badan kita
Mengumpulkan desah tenaga, lelah
Menghirup angin musim
hujan
duduk di dua ayunan saling berjarak
Sementara kita saling menunggu
Untuk membuka mulut yang segan
Saling memandang dan ..
Hahaha akhirnya mata kita yang tertawa
Menjadi sajak pembuka rasa
Masih saling memandang dalam
dengan tarikan ujung bibir yang melebar
dan kaki menggantung yang bergoyang
tidak harus selesai dalam semalam
tapi pada hari yang berganti kita berjanji untuk tak saling diam