Rabu, 01 Juli 2015

Bat(h)u(k)mu.......(2)


Jangan kau diam laksana bisu
Kelak ketika kau bangun, hatimu keras membatu
....
Senyuman sinis dari mas-mas penjaga batu tersebut saya balas dengan cengiran. Saya ambil tablet saya, seolah-olah sibuk mengetik sesuatu. Tidak lupa saya bergaya sedang memotret batu tersebut. Belum puas. Saya coba menghitung jumlah jari saya layaknya memperagakan jaritmatika. Sambil mengangguk-angguk seolah sudah menemukan jawaban dari soal Matematika, saya berjalan pelan menuju stand yang lain. Tepat dugaan saya, mas-mas yang jualan batu, memanggil saya kembali.
"Mas-mas, mau minta berapa (harganya) mas? Asli mas, Pancarwarna," katanya dengan nada yang lebih pelan dan sopan.
"Ya udah mas, tak kasih Rp 100 ribu se kilo" katanya.
Saya berhenti sebentar kembali mendekat untuk melihat bongkahan batu yang saya tunjuk sebelumnya.
"Kira-kira berapa kilo mas itu berat batunya," saya bertanya mantap.
"5 kiloan mas," kata mas-mas tersebut.
"Ooo....," itu suara yang muncul dari mulut saya. Kembali saya pura-pura menghitung dengan jari. (Pekok to, wong  100 ribu dikalikan 5 kilo hasilnya ya sudah jelas)
Sambil berjalan pelan saya membalikan badan. Mas-mas tadi masih mencoba memanggil saya,
namun saya terus melangkah...melangkah meninggalkan bat (h) u (k) mu....