Sabtu, 31 Mei 2014



Pancasila #1
23.25
MERINDING itu kesan yang muncul begitu mendengar apa yang dilakukan dan diceritakan oleh Liberius Langsinus atau Bung Sila. Selama periode  1 Oktober 2011 – 1 Oktober 2012, dia melakukan satu misi yang mungkin akan ditertawakan oleh sebagian orang, ‘Membumikan Pancasila’.
Kata-katanya lugas, tegas, tidak ada keragu-raguan sedikitpun ketika menyampaikan bermacam pengalamannya selama melintasi Indonesia. Pengalaman membumikan Pancasila pada orang-orang yang disebut bangsa carut marut dan pelupa.
Siang kemarin, Sabtu 31/5/2014 dia datang ke Redaksi Kedaulatan Rakyat untuk menyampaikan undangan bedah buku dan dialog yang temanya diangkat dari judul buku catatan perjalanannya ‘Pancasila Dikhianati ; Catatan Napak Tilas Misi Pancasila Sakti Keliling Nusantara’. Saya merinding bukan karena ceritanya yang menggebu tentang usulannya menjadikan Yogyakarta sebagai ‘Kota Suci’ Pancasila.
Bulu kuduk saya meremang setelah membuka lembar demi lembar peristiwa yang dialaminya. Sementara dia asyik bercerita ke ke Pemimpin Redaksi KR, Octo Lampito, saya tetap membaca buku itu. Sebuah kalimat membuat saya memandang matanya ketika dia dengan tegas mengatakan.
“Sepanjang jalan, saya temukan nilai-nilai Pancasila yang masih diresapi oleh orang-orang kecil, orang-orang biasa. Justru saya tidak menemukan Pancasila pada orang-orang berdasi,”
Terdengar biasa saja, klise, tapi tidak jika kalian mendengarnya setelah membaca bukunya. Cerita tentang orang biasa yang ingin membuktikan, Pancasila Sakti. (Apew)
23.55