Pancasila #1
23.25
MERINDING itu kesan yang muncul begitu mendengar apa yang
dilakukan dan diceritakan oleh Liberius Langsinus atau Bung Sila. Selama
periode 1 Oktober 2011 – 1 Oktober 2012,
dia melakukan satu misi yang mungkin akan ditertawakan oleh sebagian orang, ‘Membumikan
Pancasila’.
Kata-katanya lugas, tegas, tidak ada keragu-raguan
sedikitpun ketika menyampaikan bermacam pengalamannya selama melintasi
Indonesia. Pengalaman membumikan Pancasila pada orang-orang yang disebut bangsa
carut marut dan pelupa.
Siang kemarin, Sabtu 31/5/2014 dia datang ke Redaksi
Kedaulatan Rakyat untuk menyampaikan undangan bedah buku dan dialog yang
temanya diangkat dari judul buku catatan perjalanannya ‘Pancasila Dikhianati ;
Catatan Napak Tilas Misi Pancasila Sakti Keliling Nusantara’. Saya merinding
bukan karena ceritanya yang menggebu tentang usulannya menjadikan Yogyakarta
sebagai ‘Kota Suci’ Pancasila.
Bulu kuduk saya meremang setelah membuka lembar demi lembar
peristiwa yang dialaminya. Sementara dia asyik bercerita ke ke Pemimpin Redaksi
KR, Octo Lampito, saya tetap membaca buku itu. Sebuah kalimat membuat saya
memandang matanya ketika dia dengan tegas mengatakan.
“Sepanjang jalan, saya temukan nilai-nilai Pancasila yang
masih diresapi oleh orang-orang kecil, orang-orang biasa. Justru saya tidak
menemukan Pancasila pada orang-orang berdasi,”
Terdengar biasa saja, klise, tapi tidak jika kalian
mendengarnya setelah membaca bukunya. Cerita tentang orang biasa yang ingin
membuktikan, Pancasila Sakti. (Apew)
23.55
Tidak ada komentar:
Posting Komentar