Banyak kebersamaan yang kami alami. Sampai kemudian aku
menyatakan cinta padanya. Sudah kuduga, dia tidak menjawabnya dengan kata-kata.
Aku pernah memeluknya, menciumnya, memaksanya mandi bersama
dan tidur berdua. Yang terakhir ini, dia melakukannya sukarela, bahkan
seringkali dia yang meminta.
Ya, memang begitu kalau dia sedang manja. Naik ke atas
tubuhku dan merebahkan kepalanya di
dadaku. Sepertinya pengantar tidur yang paling sempurna untuknya adalah bunyi detak jantungku.
Orangtuaku kadangkala marah kepadamu. Apalagi saat kamu menciumiku. “Uhh...menjijikkan,”
kata Ibuku.
“Kau bisa terkena penyakit!” itu kata ayahku. Hahaha kau
selalu punya cara untuk mengambil hati mereka berdua. Kau berikan kepatuhan
pada perintah ibuku. Kau diam anggun kala ibu memandangmu dengan melotot.
Kepada ayahku, kamu merayunya. Diam-diam aku lihat kamu juga
naik ke atas tubuhnya. Merebahkan kepalanya di dadanya, dan mendengkur seirama
dengan ayahku. Aku cemburu.
Aku mencintainya sejak usia 7 tahun. Namanya Pusto. Aku beri
nama demikian supaya mudah ketika memanggilnya. Pus..pus..pus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar