Rabu, 16 Juli 2014

Dia yang Aku Cinta



Banyak kebersamaan yang kami alami. Sampai kemudian aku menyatakan cinta padanya. Sudah kuduga, dia tidak menjawabnya dengan kata-kata. 

Aku pernah memeluknya, menciumnya, memaksanya mandi bersama dan tidur berdua. Yang terakhir ini, dia melakukannya sukarela, bahkan seringkali dia yang meminta.

Ya, memang begitu kalau dia sedang manja. Naik ke atas tubuhku dan merebahkan  kepalanya di dadaku. Sepertinya pengantar tidur yang paling sempurna untuknya adalah bunyi detak jantungku. Orangtuaku kadangkala marah kepadamu. Apalagi saat kamu menciumiku. “Uhh...menjijikkan,” kata Ibuku.

“Kau bisa terkena penyakit!” itu kata ayahku. Hahaha kau selalu punya cara untuk mengambil hati mereka berdua. Kau berikan kepatuhan pada perintah ibuku. Kau diam anggun kala ibu memandangmu dengan melotot.

Kepada ayahku, kamu merayunya. Diam-diam aku lihat kamu juga naik ke atas tubuhnya. Merebahkan kepalanya di dadanya, dan mendengkur seirama dengan ayahku. Aku cemburu.
Aku mencintainya sejak usia 7 tahun. Namanya Pusto. Aku beri nama demikian supaya mudah ketika memanggilnya. Pus..pus..pus.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar