Bercerita tentang Pusto selalu tidak ada habisnya. Kenangannya
itu lohh..sulit terhapus sama seperti sulitnya melupakanmu dari ingatanku.
Ini kejadian konyol yang waktu itu aku sembunyikan. Sumpah,
jika sampai kawan-kawan atau anggota keluarga tahu, aku pasti ditertawakan. Jadilah
ini sebuah rahasia kecil antara aku, Pusto dan Tuhan yang tahu.
Waktu itu musim panen padi. Ruang tamu, saat itu disulap
menjadi tempat meletakan padi yang sudah kering. Padi itu dibuat seperti
gunungan untuk menghemat tempat.
Waktu itu aku melihat, Pusto duduk di puncak gunungan padi. Heran,
karena dia hanya menoleh saat aku lewat. Justru aku yang menghentikan
kaki dan mundur satu langkah melihat apa yang ia lakukan. Untuk seorang kucing
cowok, menurutku saat itu dia duduk terlalu anggun. Aku undang Pus..pus. dia Cuma
nengok, cuek dan tetap dalam posisi duduk yang anggun.
Anjing...nih kucing. Timbul karakter usilku untuk
menggodanya. Aku mendekat, mengelus kepalanya. Dia melengos. Wah lagi ndak mau
diajak bercanda nih kucing. Aku mencoba memegang tubuhnya dengan kedua tanganku
untuk ngajak ngomong. Eh belum aku pencet dia sudah mengeong tanda tak suka.
Tumben banget nih Pusto. Ke empat kakinya mencengkram kuat
di padi-padi tersebut. Seolah dia tidak rela meninggalkan singgasana itu.
Aku mengitarinya, memperhatikan perilaku dia yang seperti
mengomel karena aku ganggu. Tepat ketika berada di samping agak belakang,
tangan ini usil mengangkat kaki sebelah kirinya. Pusto seperti mempertahankan
kakinya tetap terbenam.
Wah melawan nih.
Semakin kuat kakinya mencengkram, semakin kuat juga tanganku
mencoba mengangkat satu kakinya dan kemudian........@(*$@*#*@$#@(&#@)#&@#&@&#*@
Byuhbhyuuuuuuuuuuh
Aku gelagapan. ada dua detik mungkin aku bengong, sebelum
sadar apa yang terjadi. Sungguh aku tidak percaya dengan yang terjadi denganku.
Sungguh tidak percaya. Aku dikencingi Pusto.
Kuusap wajahku dengan tangan. Ku lihat Pusto, dengan
tenangnya menutup tempat kencingnya. Kemudian melengang meninggalkanku yang
nggabres karena kencingnya. Mungkin sambil berlalu dia ngomong. “Mau rak wis tak kandani, piye....enak
to uyuhku”
Byaaaaangane......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar