Jumat, 18 Juli 2014

Piye, Enak to...?



Bercerita tentang Pusto selalu tidak ada habisnya. Kenangannya itu lohh..sulit terhapus sama seperti sulitnya melupakanmu dari ingatanku. 

Ini kejadian konyol yang waktu itu aku sembunyikan. Sumpah, jika sampai kawan-kawan atau anggota keluarga tahu, aku pasti ditertawakan. Jadilah ini sebuah rahasia kecil antara aku, Pusto dan Tuhan yang tahu.

Waktu itu musim panen padi. Ruang tamu, saat itu disulap menjadi tempat meletakan padi yang sudah kering. Padi itu dibuat seperti gunungan untuk menghemat tempat.

Waktu itu aku melihat, Pusto duduk di puncak gunungan padi. Heran, karena dia hanya menoleh saat aku lewat. Justru aku yang menghentikan kaki dan mundur satu langkah melihat apa yang ia lakukan. Untuk seorang kucing cowok, menurutku saat itu dia duduk terlalu anggun. Aku undang Pus..pus. dia Cuma nengok, cuek dan tetap dalam posisi duduk yang anggun.

Anjing...nih kucing. Timbul karakter usilku untuk menggodanya. Aku mendekat, mengelus kepalanya. Dia melengos. Wah lagi ndak mau diajak bercanda nih kucing. Aku mencoba memegang tubuhnya dengan kedua tanganku untuk ngajak ngomong. Eh belum aku pencet dia sudah mengeong tanda tak suka. 

Tumben banget nih Pusto. Ke empat kakinya mencengkram kuat di padi-padi tersebut. Seolah dia tidak rela meninggalkan singgasana itu.

Aku mengitarinya, memperhatikan perilaku dia yang seperti mengomel karena aku ganggu. Tepat ketika berada di samping agak belakang, tangan ini usil mengangkat kaki sebelah kirinya. Pusto seperti mempertahankan kakinya tetap terbenam. 

Wah melawan nih.

Semakin kuat kakinya mencengkram, semakin kuat juga tanganku mencoba mengangkat satu kakinya dan kemudian........@(*$@*#*@$#@(&#@)#&@#&@&#*@
Byuhbhyuuuuuuuuuuh

Aku gelagapan. ada dua detik mungkin aku bengong, sebelum sadar apa yang terjadi. Sungguh aku tidak percaya dengan yang terjadi denganku. Sungguh tidak percaya. Aku dikencingi Pusto.

Kuusap wajahku dengan tangan. Ku lihat Pusto, dengan tenangnya menutup tempat kencingnya. Kemudian melengang meninggalkanku yang nggabres karena kencingnya. Mungkin sambil berlalu dia ngomong. “Mau rak wis tak kandani, piye....enak to uyuhku”

Byaaaaangane......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar