Rabu, 02 Juli 2014

Tentang #Selapandinanulisfun





“Melihat dengan jelas apa yang kita inginkan, akan memberikan energi apa yang harus kita lakukan dan selesaikan”







Program #Selapandinanulisfun jika diterjemahkan adalah 35 hari menulis dengan gembira. Program ini awalnya saya buat untuk menggairahkan kawan-kawan di pengurus Persaudaraan Alumni Kaca dan Reporter Remaja (Padakacarma). Entah sudah berapa proyek penulisan buku yang gagal terlaksana karena persoalan disiplin dalam menulis.

Selapandinanulisfun merupakan program yang mengawali program-program berikutnya. Tujuan utamanya sebenarnya membongkar mental block bahwa menulis itu sulit. Aturan main di SelapandinanulisFun adalah setiap peserta harus mengunggah minimal satu tulisan setiap hari. Apapun itu. Tidak ada aturan atau batasan tema, panjang pendek, jenis tulisan, humor, horor, lucu, wagu, bebasssss!

Bahkan sebelum program ini bergulir, sudah muncul ketakutan-ketakutan. Mulai tidak percaya diri dengan tulisannya, belum punya blog, dan sebagainya. Sebagai bentuk komitmen maka saya meminta harus ada jaminan dalam bentuk hukuman kalau sampai tidak ngepost tulisan. Usulan hukuman yaitu jika sampai lupa satu hari maka harus mengulang dari awal pun ditolak, diganti dengan hukuman 2 N+ N  = dua kali tulisan dikali hari dimana blog bolong ditambah jumlah hari yang bolong. Sepakat!

Tiba-tiba terlontar usulan agar saya juga menjadi peserta. Saya mengelak, alasannya, saya setiap hari sudah menulis berita. Argumensaya ditolak mentah-mentah oleh semua yang berada di ruang sekretariat. Done, saya juga harus menjadi peserta. Saya tidak punya blog! Emm..punya ding tapi lupa password . “Kami buatkan blog!” Okey...jadilah saya kemudian menulis setiap hari. 

Minggu-minggu pertama saya lihat kawan-kawan masih bersemangat untuk terus menulis. Namun satu dua mulai ada yang terlambat. Alasannya, mereka tidak mau ngepost asal-asalan. Menulis adalah pekerjaan berpikir bukan asal unggah. 

Padahal program ini sendiri saya buat untuk membuat kebiasaan baru untuk terus menulis setiap hari. Meski itu satu kalimat, satu paragraf, atau satu katapun diperbolehkan.

Bagi saya #selapandinanulisfun adalah belajar untuk menjadi gelas kosong. Menjadi wadah yang mau menerima hal-hal baru untuk menjadi lebih baik. Saya yang terbiasa melakukan rutinintas menulis beritapun harus mengosongkan kembali gelas tersebut untuk belajar lagi menulis. Sibuk, suntuk, ngantuk, kadangkal menjadi rutukan.Saya menikmatinya. Karena sebuah persoalan memang harus diselesaikan.

1 komentar: