“Melihat dengan jelas apa yang kita inginkan, akan memberikan
energi apa yang harus kita lakukan dan selesaikan”
Program #Selapandinanulisfun jika diterjemahkan adalah 35 hari
menulis dengan gembira. Program ini awalnya saya buat untuk menggairahkan
kawan-kawan di pengurus Persaudaraan Alumni Kaca dan Reporter Remaja
(Padakacarma). Entah sudah berapa proyek penulisan buku yang gagal terlaksana
karena persoalan disiplin dalam menulis.
Selapandinanulisfun merupakan program yang mengawali
program-program berikutnya. Tujuan utamanya sebenarnya membongkar mental block
bahwa menulis itu sulit. Aturan main di SelapandinanulisFun adalah setiap
peserta harus mengunggah minimal satu tulisan setiap hari. Apapun itu. Tidak
ada aturan atau batasan tema, panjang pendek, jenis tulisan, humor, horor,
lucu, wagu, bebasssss!
Bahkan sebelum program ini bergulir, sudah muncul
ketakutan-ketakutan. Mulai tidak percaya diri dengan
tulisannya, belum punya blog, dan sebagainya. Sebagai bentuk komitmen maka saya
meminta harus ada jaminan dalam bentuk hukuman kalau sampai tidak ngepost
tulisan. Usulan hukuman yaitu jika sampai lupa satu hari maka harus mengulang
dari awal pun ditolak, diganti dengan hukuman 2 N+ N = dua kali tulisan dikali hari dimana blog
bolong ditambah jumlah hari yang bolong. Sepakat!
Tiba-tiba terlontar usulan agar saya juga
menjadi peserta. Saya mengelak, alasannya, saya setiap hari sudah menulis berita. Argumensaya ditolak mentah-mentah oleh semua yang berada di ruang sekretariat. Done,
saya juga harus menjadi peserta. Saya tidak punya blog! Emm..punya ding tapi
lupa password . “Kami buatkan blog!” Okey...jadilah saya kemudian menulis
setiap hari.
Minggu-minggu pertama saya lihat kawan-kawan masih
bersemangat untuk terus menulis. Namun satu dua mulai ada yang terlambat.
Alasannya, mereka tidak mau ngepost asal-asalan. Menulis adalah pekerjaan
berpikir bukan asal unggah.
Padahal program ini sendiri saya buat untuk membuat
kebiasaan baru untuk terus menulis setiap hari. Meski itu satu kalimat, satu
paragraf, atau satu katapun diperbolehkan.
Bagi saya #selapandinanulisfun adalah belajar untuk menjadi
gelas kosong. Menjadi wadah yang mau menerima hal-hal baru untuk menjadi lebih
baik. Saya yang terbiasa melakukan rutinintas menulis beritapun harus mengosongkan
kembali gelas tersebut untuk belajar lagi menulis. Sibuk, suntuk, ngantuk, kadangkal menjadi rutukan.Saya menikmatinya. Karena sebuah persoalan memang harus diselesaikan.

*mengencangkan ikat kepala*
BalasHapus