“Para orangtua berpikir
jika anak mereka diterima (perguruan tinggi ternama), maka itu adalah masa
terbaik dari kemampuan mengurusi anak mereka.”
Dialog itu ada di film Admission (2013) yang antaralain
dibintangi Tina Fey (Portia Nathan) dan Paul Rudd (John Pressman). Bagi saya
film ini menarik, terutama jika dihubungkan saat ini, setelah pengumuman Ujian
Nasional di lanjutkan dengan pengumuman penerimaan PTN jalur undangan.
Film ini sendiri mengisahkan Portia Nathan salah seorang
staf di Universitas Princeton. Tugasnya adalah melakukan wawancara calon-calon
mahasiswa yang akan masuk ke universitas paling favorit di Amerika.
Sedangkan John Pressman seorang petualang yang kemudian
mendirikan sekolah yang menghargai kemampuan setiap muridnya. Sekolah John ini
layaknya homescholling atau sekolah alam.
Siswa mendapatkan kemerdekaan
untuk bebas berbicara, bertanya dan mengemukakan pendapatnya.
Saya tidak ingin terlalu jauh masuk di film ini, (silaken
nonton dewe). Salah satu poin menarik dari film ini seperti yang saya tuliskan
di awal kalimat. Bagaimana orangtua akan sangat bangga ketika anak-anaknya
masuk di sekolah atau perguruan tinggi idaman mereka. Idaman orangtuanya. Terlepas
apakah anaknya memang punya keinginan di kampus tersebut. Atau terlepas apakah
sebenarnya anak tersebut punya minat di jurusan itu. Terpenting adalah si anak
masuk di sekolah/perguruan tinggi idaman mereka.
Cerita dari film tersebut tampaknya memang diambil dari
persoalan-persoalan yang terjadi di Amerika, dimana orangtua menginginkan
anak-anaknya mendapat pendidikan terbaik. Sama halnya dengan yang terjadi di Indonesia. Tanpa mengukur atau mengetahui minat
anaknya. Mari merenung, apakah itu terjadi di kita, atau mungkin akan terjadi
pada anak-anak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar