Jumat, 06 Juni 2014

Masa Lalu adalah Catatan Waktu




SEORANG kawan bercerita. Dia bertemu dengan seseorang yang memiliki daya linuwih atau sebuat saja punya indera keenam. Orang tersebut mengatakan sesuatu kepada kawanku, kira-kira begini. "Sudahlah, terima masa lalumu. Dengan begitu kamu bisa melangkah maju."

Aku memandang mata kawanku. Meraba, kira-kira apa masa lalu yang membelenggunya. "Aku mengalami ketidakrelaan ketika nenekku meninggal beberapa tahun lalu. Sejak kecil aku sangat dekat dengan kedua
kakek-nenekku. Sangat dekat, sampai-sampai meski rumah orangtuaku tidak begitu jauh, namun aku memilih tinggal di rumah nenek."

Sampai sekarang kawan ini, masih tinggal di rumah neneknya, sendirian. Tidak juga sendirian, karena ada sekitar 30 kamar kos, meski tidak semuanya terisi. Namun, diakuinya setiap mengingat masa-masa lalu bersama kakek neneknya, ia seperti tidak   bisa move on. Mungkin itu yang terbaca oleh mata batin orang yang memiliki kemampuan supranatural itu.

Seringkali bahwa masa lalu justru menjadi belenggu. Itu juga alami. Salah satu yang sampaikan pada anak-anak di komunitasku adalah kemauan untuk berdamai dengan diri sendiri. Kemauan untuk menerima apa yang telah terjadi. Masa lalu adalah masa lalu yang akan menguatkan cerita masa depan. Masa lalu adalah catatan waktu. Menjadi buku sejarah sekaligus buku mengenal waktu. Satu kunci yang tak boleh di lepas tentang waktu adalah IKHLAS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar