Selasa, 24 Juni 2014

Satu Langkah Pendek untuk Perjalanan



Ketika sepasang laki-laki dan perempuan menyatukan janji dalam sebuah perkawinan, maka perjalanan kita sebagai anak berawal. Atau mungkin seperti yang dikatakan oleh cerpenis Seno Gumira Ajidarma dalam cerita pendeknya ‘Topeng Monyet’ 

... Bumi ini cuma tempat persinggahan roh-roh yang mencari tubuh. Ratusan ribu roh melesat kian kemari, ada yang mencari tubuh, ada yang lepas dari tubuh. Siapapun yang melihatnya akan menyaksikan pesta kembang api. Suaranya mendesing-desing dan ratusan ribu roh itu berkelebatan kian kemari dalam rotasi. Setiap detik berlangsung perpindahan roh dari tubuh yang habis masa berlakunya, ke tempat hunian baru. Perpindahan roh dari satu tubuh ke tubuh lain melewati suatu proses pencucian kembali, dengan cara mengelilingkannya ke seantero semesta, meski hanya berlangsung dalam satu detik saja. Dengan demikian diharapkan roh-roh itu tidak membawa pengaruh ketubuhannya yang lama ke dalam ketubuhannya yang baru.....

Jadi seperti yang dituturkan dalam cerpen ‘Topeng Monyet’ kita adalah roh yang sebelum pada raga yang sekarang pernah masuk ke tubuh yang lainnya. Mmmm..apakah itu yang membuat saya merasa bahwa di kehidupan yang lalu saya seorang prajurit perang?  Kalau cerpen itu memang menggambarkan kondisi sebenarnya berarti roh kita pernah melakukan perjalanan dari waktu ke waktu. 

Ah sudahlah, terlalu pelik jika membicarakan tentang perjalanan roh. Saya sebenarnya cuma ingin mengatakan bahwa sebuah perjalanan diawali dari satu langkah. Itu saja. Kebetulan saja, tadi membaca cerpennya Seno, dan sejujurnya saya sebenarnya ingin menulis panjang tentang perjalanan. Tapi seperti sebuah perjalanan dia mengisahkan cerita yang panjang, meski mengawalinya dengan satu langkah pendek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar