Minggu, 15 Juni 2014

Tak Percaya Diri



SAYA sangat salut ketika melihat ada remaja atau anak muda yang sangat percaya diri ketika melakukan sesuatu, termasuk untuk tampil di depan publik. Belum lama ini saya menjadi panitia di lomba stand up comedy untuk pelajar. Dari sekian puluh peserta, cuma beberapa saja dari mereka yang benar-benar bisa membuat tertawa penonton atau juri. Lainnya ngebom alias garing.

Bagi saya persoalan mereka tidak bisa membuat tertawa orang adalah sebuah proses. Namun mereka luar biasaaa. Berani maju untuk siap tidak ditertawakan atau ditertawakan karena tidak lucu. Berani mengeluarkan pendapatnya, suaranya, tidak peduli ditertawakan orang atau tidak. Memang sebagian mereka tidak menjadi diri mereka sendiri, karena ada yang tampil justru meniru comic idola mereka.
Poin pentingnya adalah mereka begitu percaya diri. Sementara banyak teman-teman mereka  bersembunyi dalam ketidakberdayaan dengan dirinya sendiri. 

Saya pernah mengalaminya.

Lulus dari sekolah dasar di Cilacap saya sekolah di Kutoarjo Kabupaten Purworejo. Selama tahun pertama di SMP saya menjadi orang yang sangat pendiam. Saya yang aslinya pemalu ketika bertemu orang baru, menjadi semakin pemalu.  Kadangkala ketika istirahat saya memilih berada di gudang sekolah, tempat Pak De saya bekerja sebagai tukang kebun di sekolah itu. Kalau tidak saya membaca buku-buku di perpustakaan. 

Ketika pulangpun, saya punya kebiasaan untuk berjalan menunduk. Bahkan seseorang dari sekolah lain menegur saya karena setiap hari dia melihat saya berjalan menunduk, apakah sedang mencari uang atau barang yang hilang? Seseorang yang menyapa saya ini menjadi salah satu sahabat saya di masa remaja.

Rasa tidak percaya diri muncul karena logat saya yang ngapak, selalu menjadi bahan tertawaan teman-teman. Rasa tidak percaya diri itu ternyata terus berpengaruh pada hal-hal lain. Saya menjadi takut melakukan sesuatu, bahkan ketika pelajaran komputer saya adalah murid yang paling sering bertanya karena sama sekali tidak tahu. Parahnya adalah guru pembimbing komputer seperti memberikan label saya sebagai orang bodoh. Jadilah saya menjadi orang yang gagap teknologi, bahkan hal ini terbawa saya sampai ke perguruan tinggi.
Cerita tentang rasa tidak percaya diri ini dilanjut lagi besok ya.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar